Umum · 25 September 2024 0

Perkenalan Investasi untuk Investor Awam

Banyak investor awam memulai perjalanan investasinya dari instrumen yang mudah dipahami seperti deposito dan ORI. Alasannya sederhana: mereka mencari keamanan dan bunga yang stabil. Namun, seiring berjalannya waktu, mereka mulai tertarik pada saham sebagai opsi lain untuk mengoptimalkan dana yang menganggur. Dalam mempelajari saham, pendekatan yang sederhana dan bertahap dapat membantu memahami potensi keuntungan dibandingkan dengan instrumen tradisional.

1. Langkah Pertama: Mengenal Saham sebagai Instrumen Investasi

  • Saham adalah bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Dengan membeli saham, Anda memiliki hak untuk mendapatkan sebagian dari pendapatan perusahaan, sering kali dalam bentuk dividen.
  • Contoh perusahaan yang sering menarik perhatian investor awam adalah Bank BRI (BBRI), salah satu bank terbesar di Indonesia. Ketika Anda memiliki saham BBRI, ada potensi keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain (kenaikan harga saham).

2. Kasus Studi Sederhana: Apa yang Terjadi Jika Saya Menaruh Rp. 5.000 pada Saham BBRI?

Misalnya, seorang investor awam memiliki dana Rp. 5.000 yang tidak digunakan, dan ingin tahu apa yang bisa dihasilkan dari membeli saham BBRI. Berikut adalah skenario sederhana untuk memahaminya:

  • Tahun lalu, BBRI menghasilkan EPS (Earnings Per Share) atau laba per lembar saham sebesar Rp. 401.
  • Jika Anda membeli saham BBRI dengan harga Rp. 5.000 per lembar dan laba per saham tahun depan serupa dengan tahun lalu, Anda bisa mendapatkan potensi pendapatan Rp. 401 per lembar saham dari laba perusahaan.

Perhitungan Potensi “Interest Rate” dari Saham BBRI

Dengan dana Rp. 5.000 dan potensi laba Rp. 401 dari saham BBRI, kita bisa menghitung potensi keuntungan Anda sebagai berikut:

  • Interest rate (atau tingkat keuntungan) sederhana bisa dihitung:
    Rp. 401 / Rp. 5.000 = 8,02%

Bandingkan ini dengan bunga deposito atau diskonto ORI, yang mungkin berada di kisaran 4-6% per tahun. Maka, dalam contoh ini, potensi keuntungan saham BBRI lebih menarik secara sederhana.

3. Memahami EPS dan Dividen: Apa yang Sering Disalahpahami?

Banyak investor pemula mengira bahwa laba per saham (EPS) yang dihasilkan perusahaan adalah dividen yang akan mereka terima. Padahal, dividen adalah bagian dari laba yang dibagikan kepada pemegang saham, dan tidak selalu sama dengan EPS. Perusahaan bisa memilih untuk menahan sebagian laba untuk pengembangan usaha, sehingga tidak seluruh EPS dibagikan dalam bentuk dividen.

4. Membalik Logika: Menentukan Harga yang Layak untuk Saham

Setelah memahami potensi laba dari saham, investor bisa bertanya pada dirinya sendiri: Berapa harga saham yang pantas agar saya merasa lebih untung membeli saham daripada menyimpan dana di deposito atau ORI?

Contoh perhitungan sederhana:

  • Jika Anda menargetkan 8% keuntungan (sesuai harapan bunga ORI atau deposito), dan BBRI menghasilkan EPS Rp. 401, maka Anda bisa menghitung harga saham yang sesuai dengan harapan tersebut:
$$ Harga Saham = \frac{401}{0.08} = Rp. 5.012,5 $$

Jadi, dengan EPS Rp. 401 dan target keuntungan 8%, Anda mungkin ingin membeli saham BBRI jika harganya berada di sekitar Rp. 5.000 per lembar.

5. Pemahaman Risiko dan Langkah Selanjutnya

Investasi saham tidak hanya menawarkan potensi keuntungan dari dividen dan laba per saham, tapi juga capital gain (kenaikan harga saham) dan risiko kerugian (penurunan harga saham). Oleh karena itu, investor perlu memahami risiko pasar dan melakukan analisis lebih dalam sebelum membuat keputusan investasi.

Setelah memahami dasar-dasar ini, investor bisa mulai mengeksplorasi metode analisis yang lebih kompleks, seperti analisis fundamental dan teknikal, untuk membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.


Kesimpulan

Untuk investor awam, pendekatan bertahap dengan membandingkan saham dan instrumen yang sudah familiar, seperti deposito atau ORI, adalah langkah awal yang baik. Setelah mengerti konsep seperti EPS dan cara menghitung interest rate sederhana dari saham, investor awam bisa mulai menggali lebih dalam, memahami risiko, dan menentukan harga yang pantas untuk membeli saham.