Benjamin Graham, dikenal sebagai bapak investasi nilai (value investing), telah memberikan banyak kontribusi berharga bagi dunia investasi. Dua konsep utamanya yang sering digunakan untuk menilai apakah suatu saham dihargai secara wajar adalah Formula Benjamin Graham dan Graham Number. Dalam artikel ini, kita akan membahas kedua konsep ini, bagaimana mereka dihitung, serta bagaimana investor dapat menggunakannya untuk membuat keputusan investasi yang lebih baik.
Formula Benjamin Graham
Definisi
Formula Benjamin Graham adalah metode untuk menghitung nilai intrinsik suatu saham berdasarkan laba perusahaan dan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Formula ini membantu investor menentukan berapa nilai wajar suatu saham jika mempertimbangkan potensi pertumbuhan masa depan.
Formula
Nilai Intrinsik = EPS × (8.5 + 2g)
Di mana:
- EPS = Earnings Per Share (Laba per Saham)
- 8.5 = Konstanta yang mencerminkan P/E ratio untuk perusahaan tanpa pertumbuhan (steady-state company)
- g = Tingkat pertumbuhan laba (growth rate) yang diharapkan
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki EPS sebesar Rp 10.000 dan tingkat pertumbuhan laba tahunan yang diharapkan adalah 5%.
Nilai Intrinsik = 10.000 × (8.5 + 2 × 5) = 10.000 × 18.5 = Rp 185.000
Dalam contoh ini, nilai intrinsik saham menurut Formula Benjamin Graham adalah Rp 185.000. Jika harga pasar saham saat ini di bawah nilai ini, saham tersebut dianggap undervalued dan mungkin merupakan peluang investasi yang baik.
Graham Number
Definisi
Graham Number adalah metode sederhana untuk menentukan nilai wajar maksimum suatu saham berdasarkan EPS dan nilai buku (book value) per saham. Ini memberikan batas atas nilai wajar yang direkomendasikan untuk sebuah saham.
Formula
Graham Number = √(22.5 × EPS × BVPS)
Di mana:
- 22.5 = Produk dari P/E ratio maksimal (15) dan P/B ratio maksimal (1.5)
- EPS = Earnings Per Share (Laba per Saham)
- BVPS = Book Value Per Share (Nilai Buku per Saham)
Contoh Perhitungan
Misalkan sebuah perusahaan memiliki EPS sebesar Rp 10.000 dan BVPS sebesar Rp 50.000.
Graham Number = √(22.5 × 10.000 × 50.000) = √11.250.000.000 ≈ Rp 106.066
Dalam contoh ini, Graham Number menunjukkan bahwa nilai wajar maksimum saham tersebut adalah sekitar Rp 106.066. Jika harga pasar saham saat ini di atas nilai ini, saham tersebut mungkin dianggap overvalued.
Hubungan antara Formula Benjamin Graham dan Graham Number
Kedua metode ini dirancang untuk menilai nilai intrinsik atau nilai wajar suatu saham, tetapi mereka menggunakan pendekatan yang berbeda:
- Formula Benjamin Graham: Lebih fokus pada potensi pertumbuhan laba dan menggunakan konstanta untuk memperhitungkan tingkat pertumbuhan.
- Graham Number: Menggabungkan EPS dan BVPS untuk memberikan nilai maksimum yang wajar bagi saham, tanpa memperhitungkan tingkat pertumbuhan.
Meskipun menggunakan pendekatan yang berbeda, kedua metode ini dapat digunakan bersama-sama untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang penilaian suatu saham. Dengan menggunakan kedua metode ini, investor dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang apakah suatu saham undervalued atau overvalued, serta memastikan bahwa mereka memiliki margin of safety yang memadai.
Penerapan dalam Investasi
Sebagai investor, menggunakan kedua metode ini dapat membantu Anda membuat keputusan investasi yang lebih baik. Berikut adalah langkah-langkah praktis yang dapat Anda ikuti:
- Kumpulkan Data: Dapatkan data EPS dan BVPS dari laporan keuangan perusahaan.
- Hitung Nilai Intrinsik dan Graham Number: Gunakan kedua formula untuk menghitung nilai intrinsik dan Graham Number.
- Bandingkan dengan Harga Pasar: Bandingkan hasil perhitungan Anda dengan harga pasar saat ini.
- Evaluasi Margin of Safety: Pastikan ada margin of safety yang memadai sebelum memutuskan untuk membeli saham.
Kesimpulan
Benjamin Graham memberikan alat yang sangat berharga bagi investor untuk menilai saham secara objektif. Dengan memahami dan menggunakan Formula Benjamin Graham dan Graham Number, investor dapat lebih yakin dalam membuat keputusan investasi yang berpotensi menghasilkan keuntungan jangka panjang. Kedua metode ini, ketika digunakan bersama, memberikan pendekatan yang komprehensif untuk menentukan nilai wajar saham dan mengidentifikasi peluang investasi yang aman.